• Trend
  • /
  • Agenda Utama: BGN Larang Pengelola SPPG Pecat Relawan Dapur meski P…

Agenda Utama: BGN Larang Pengelola SPPG Pecat Relawan Dapur meski P…

Pertahanan Relawan di Tengah Perubahan Kuota

Di tengah tantangan menghadapi pengurangan penerima manfaat, para relawan dapur makan bergizi gratis (MBG) tak bisa terlepas dari risiko pemecatan. Namun, ada yang mengejutkan—Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik Sudaryati Deyang, melarang hal itu. Ternyata, kebijakan ini bukan sekadar bantahan, tapi juga pengingat bahwa MBG tak hanya sekadar memberi makanan, tapi juga membangun ekonomi masyarakat. Nah, bagaimana jika relawan itu justru jadi tulang punggung masyarakat setempat?

Kebijakan yang Menjaga Kualitas Gizi

Nanik menjelaskan, pengurangan kuota penerima manfaat adalah kebijakan BGN untuk memastikan distribusi makanan tetap berkualitas. Tapi, ia juga ingin agar relawan dapur tetap bisa bertahan.

“Relawan ini bukan hanya pengisi dapur, tapi juga pelaku usaha lokal yang dibantu program ini,”

katanya dalam siaran pers. Maka, walaupun kuota menurun, mereka tetap diharapkan bisa terus berkiprah.

“Ingat ya, setiap SPPG dilarang me-layoff para relawan, karena program MBG tidak hanya sekadar untuk memberikan makanan bergizi kepada siswa, tapi juga untuk menghidupkan perekonomian masyarakat, termasuk dengan mempekerjakan 47 warga lokal di setiap SPPG,”

Kutipan ini menunjukkan bagaimana BGN ingin mempertahankan MBG sebagai bentuk kepedulian sosial yang berkelanjutan. Tapi, pertanyaannya, bagaimana caranya mengoptimalkan kebijakan ini tanpa mengorbankan kontribusi relawan?

Kisah Banyumas: Kuota yang Terlalu Banyak?

Dalam dunia nyata, ada contoh yang jadi sorotan. Di Kabupaten Banyumas, kuota SPPG awalnya hanya 154 titik. Tapi, kini jumlahnya melonjak jadi 227. Kok bisa?

“Ini jelas enggak benar, karena akan terjadi perebutan penerima manfaat,”

ujar Nanik dalam pengarahannya. Mungkin, bagi sebagian orang, itu terdengar sepele. Tapi, bagi warga Banyumas, itu bisa jadi cerminan kebijakan yang tidak seimbang.

“Ada temuan saya, di Kabupaten Banyumas, kuotanya hanya 154 SPPG, tapi ternyata sekarang ada 227 titik. Kok bisa? Ini jelas enggak benar, karena akan terjadi perebutan penerima manfaat,”

Kisah Banyumas jadi bahan pertimbangan. Apakah program MBG benar-benar bisa bertahan jika jumlah SPPG terus berkembang tanpa batas? Dan, apakah itu menyebabkan masyarakat yang lebih membutuhkan justru tertinggal?

Solusi

“At Cost”

dan Rekrutmen Baru

Nanik berjanji akan menyelesaikan permasalahan ini. Solusi yang ditemukan adalah menerapkan mekanisme

“at cost”

untuk honor relawan dapur.

“Saya sudah mendapat solusi dari Pak Sony Sonjaya (Waka BGN bidang Sistem Tata Kelola), setelah berdiskusi semalaman dengan para pimpinan BGN, bahwa untuk honor relawan dapur bisa memakai mekanisme at cost,”

ujarnya.

“Kalau 16.000 dibagi 11, nanti masing-masing hanya mengelola 1.400 penerima manfaat. Gimana itu?”

Pertanyaan retoris ini justru menggambarkan kekhawatiran Nyany. Jika jumlah SPPG terlalu banyak, apakah keberlanjutan program jadi terancam? Tapi, sekaligus menjadi peluang untuk memperkuat tata kelola. BGN juga berencana merekrut lulusan Kesmas dan teknologi pangan sebagai bagian dari solusi.

“BGN Bakal Rekrut Lulusan Kesmas hingga Teknologi Pangan, Selain Ahli Gizi”

Ini adalah langkah strategis untuk memastikan program MBG tetap relevan dan adaptif. Dengan memadukan keahlian beragam, BGN ingin membangun sistem yang lebih kuat. Tapi, apakah itu bisa menjamin keadilan bagi relawan yang sudah bertahun-tahun menjaga MBG?

Menjadi Rangkaian Tindakan yang Berkelanjutan

Pengurangan penerima manfaat MBG memang tak bisa dihindari. Tapi, bagaimana jika perubahan itu justru menjadi alasan untuk memperkuat kerja sama antara pemerintah dan masyarakat? Kebijakan BGN mengingatkan kita bahwa efisiensi bukan berarti pengorbanan. Justru, itu bisa jadi momentum untuk membangun sistem yang lebih manusiawi.

Yang menarik, seluruh kebijakan ini dijalankan dengan mengedepankan komunikasi yang terbuka. Dari mulai pengurangan kuota hingga rekrutmen lulusan baru, BGN memastikan setiap langkah diambil dengan hati-hati. Dan, terutama, mereka mempertahankan keberlanjutan para relawan yang sudah menjadi bagian dari ekosistem MBG. Itu adalah langkah kecil, tapi berdampak besar bagi kesejahteraan masyarakat lokal.

Jennifer

Writer & Blogger

A passionate globetrotter, travel enthusiast, and the creative mind behind Wander Stay Finder

You May Also Like

Welcome to WanderStayFinder.com, your ultimate travel companion! I’m Jennifer, and I’m thrilled to have you join me on my adventurous journey through the world.

You have been successfully Subscribed! Ops! Something went wrong, please try again.

Contact Us

Ready to collaborate? Reach out and let’s make it happen!

© 2025 wanderstayfinder.com. All rights reserved.